Random Post

SEWUGALUR KARANGSEWU GALUR KULONPROGO D.I YOGYAKARTA 55661 Telp. (0274) 8328062

Selasa, 07 Januari 2014

ABDUR ROZAK FACHRUDDIN

          Seorang tokoh dan pimpinan Muhammadiyah. Beliau lebih dikenal dengan nama KH. AR Fachruddin atau Pak AR. Lahir di Yogyakarta pada tanggal 14 Februari 1916. Ayahnya KH Fachruddin bin K. Syahid bin K. Istadz atau Kini Imampura berasal dari Bleberan, Brosot,GaIur, Kulon Progo sebagai seorang kyai di desanya yang kemudian dijadikan lurah naib (penghulu) di Pura Pakualaman. Sebenamya KH Fachruddin telah mempunyai isteri dengan tiga orang anak, namun kemudian menikah lagi dengan Siti Maemunah seorang janda beranak dua yang tinggal di selatan masjid Pakualaman. Dari perkawinan itu mereka dikaruniai 5 orang anak (satu diantaranya Abdur Rozak Fachruddin). Saat Abdur Rozak lahir, orang tuanya telah bertempat tinggal di Clangap, Purwanggan, pakualaman.
         Saat Abdur Rozak berumur 7 tahun (1923) bersekolah di Standaard School (Sekolah Dasar) Muhamadiyah Bausasran, dua tahun kemudian pindah ke Standaard School Muhammadiyah Prenggan, Kotagede. Saat kelas tiga ikut kakak perempuannya, karena ketika ayahnya sudah tidak menjadi penghulu dan usaha batik ibunya jatuh, maka mereka kembali ke Bleberan. Tahun 1928 masuk Madrasah Mualimin Muhammadiyah, namun baru dua tahun belajar dipanggil pulang ayahnya. Kemudian ia belajar mengaji pada ayahnya sendiri, K. Abdullah Rosad, K. Abu’ Amar (kemudian menjadi mertuanya), dan kemudian mempelajari kitab-kitab Matan Taqrib, Syarah Taqrib, Qottrul Ghaits, Jurumiyah, dan sebagainya.Malam harinya belajar pada Madrasah Wustha Muhammadiyah Wanapeti, Sewugalur (1932), melanjutkan sekolah ke Madrasah Tabligh School (Madrasah Mubalighin) Muhammadiyah ke III (1935) satu tahun di suronatan Yogyakarta.
        Pada tahun 1935 setelah menyelesaikan pendidikannya, ia bekerja sebagai mubaligh Muhammadiyah di Sumatera Selatan. Di sana ia mendirikan Wustha Mualimin Muhammadiyah (setingkat SMP) sekaligus menjadi pengajamya, selain itu juga sebagai pemimpin kepanduan Hizbul Wathan. Menikah dengan Siti Qamariah (puteri pamannya yakni K. Abu’ Amar) tahun 1938 saat kembali ke Yogyakarta, namun baru tahun 1940 diajak ke Palembang karena harus menyelesaikan pendidikannya. Pindah kembali ke Yogyakarta tahun 1944, setahun kemudian mengajar di Madrasah Darul Ulum Muhammadiyah Wanapeti, Sewugalur. Ketika terjadi perang kmerdekaan, aktif sebagai anggota Laskar Rakyat Barisan Sibilillah, anggota Hizbullah, Badan Keamanan Rakyat, dan anggota Batalyon 39 TNI dengan pangkat Letnan Dua.
        Tahun 1949 menjabat sebagai penghulu Kabupaten Kulon Progo, sejak tahun 1950 menjadi pegawai Departemen Agama, kemudian tahun 1964-1972 menjabat sebagai Kepala Kantor Penerangan Agama DIY, sehingga ia menyewa sebuah rumah di Kauman. Disamping itu iaa mengajar mata kuliah Islamologi di Universitas Sultan Agung, FKIP Universitas Diponegoro, dan STO Semarang tahun 1962-1964. la dibesarkan dalam lingkungan keluarga Muhammadiyah, oleh karena itu keenam putera puterinya dimasukkan ke sekolah Muhammadiyah Sejak tinggal di Kauman itulah, Abdul Rozak banyak menimba ilmu dari para pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah, antara lain KH A. Badawi, KH Syudjak, Ki Bagus Hadikusuma, dan sebagainya. Peranan dan pengabdiannya terhadap organisasi semakin besar, sehingga tahun 1952 terpilih menjadi Ketua Pimpinan Muhammadiyah Kotamadya Yogyakarta, anggota Dzawil Qurba Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kemudian tahun 1969 ditetapkan sebagai Ketua PP Muhammadiyah dalam sidang Tanwir Muhammadiyah di Ponorogo, menggantikan KH Faqih Usman yang meninggal dunia sebelum habis masa jabatannya. Kemudian berturut-turut ia terpilih lagi yaitu Muktamar Ujung Pandang (1971), Padang (1974), Surabaya (1978), Solo (1985). Ia merupakan tokoh Muhammadiyah yang paling lama memimpin organisasi, yaitu selama 22 Tahun (1969-1991). Di bawah kepemimpinannya pula organisasi Muhammadiyah yang dikenal sebagai pembaharu maju dengan pesat. Memiliki kemampuan yang luas dalam ilmu Hadist dan tafsir Antara lain Qur’an. Di samping itu ia merupakan seorang da’i yang dikenal masyarakat luas, dengan sifat kesederhanannya. Pernah menjadi anggota. Dewan Pertimbangan Agung (DPA), yang dilantik 14 Agustus 1988. Sejak tahun 1990 kondisi kesetiaannya semakin memburuk. Ia meninggal pada tanggal 17 Maret 1995 di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ). jenazahnya dimakmkan di Karangkajen di antara tokoh-tokoh Muhammadiyah lainnya. Beberapa karya tulis yang ditinggalkannya antara lain Menuju Muhammadiyah, Pedoman Mubaligh Muhammadiyah, Ilmu propaganda Modern, dan sebagainya.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar